Om bhur bhuvah svah,tat savitur varenyam,bhargo devasya dhimahi,dhiyo yo nah pracodayat.

Tentang Kami

san francisco
lahir 16 oktober 1983 di desa titab, kecamatan busungbiu-buleleng.
aneh memang.. nama saya san francisco., ahhh apalah artinya sebuah nama!
Blog ini dikelola dengan swakelola dimana nantinya diharapkan adanya partisipasi dari rekan-rekan atau semeton yang berasal dari Desa Titab dimanapun berada atau dari semeton PSSA Kubon Tubuh Kuthawaringin dari mana pun berasal yang ingin sumbang saran atau memberikan komentar atas blog ini. Tujuan utama dari blog ini adalah melestarikan sejarah leluhur dan sejarah Desa Titab dengan mengumpulkan sebanyak mungkin pengetahuan mengenai budaya, sejarah dan adat Desa Titab serta menyiarkannya secara luas agar dapat diketahui bagi siapa saja yang berminat. Yang terutama adalah untuk lingkungan warga Desa Titab sendiri, sebuah persembahan secra tulus dari saya, dari kami sebagai salah satu Prati Sentana Sira Arya Kubon Tubuh Kuthawaringin.

mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....
Teroris Hindu?? Mengapa Tidak!!
18.10 | Author: san francisco

Beberapa tahun belakangan kata teroris seakan membumi di Indonesia. Dari lapisan masyarakat kelas lorong becek hingga kelas ekonomi tinggi mengerti apa makna dibalik kata teroris. Bahkan di kalangan masyarakat minoritas namun mayoritas di suatu wilayah dan masyarakat yang disekelilingnya banyak gedung pencakar langit seakan terbiasa mendengar kata teroris, karena mereka acap kali berdebar saat teroris menjadikan mereka sebagai target sucinya. Bagi sebagian orang kondisi tersebut tidaklah nyaman karena harus bertaruh nyawa meskipun tidak terkait dengan kelompok-kelompok pejuang yang tidak jarang disebut pejuang suci.



Bahkan di beberapa bulan belakangan kata teroris semakin terkenal dan orang yang disebut teroris pun jadi lebih terkenal dibandingkan bintang sinetron. Dukungan dan soray baginya semakin meluar, banyak kalangan ambil bagian dari upaya pembebasan, penyiapan lahan kuburan hingga penyambutan bak pahlawan yang sudah mengabdikan nyawanya dimedan perang. Di forum-forum para pejuang suci tersebut pun mendapat sambutan yang tidak sedikit, bahkan menggambarkan sebuah pencapaian yang begitu tinggi meskipun tidak sedikit nyawa manusia yang jadi korban. Bagi para pendukung, nyawa dan derita para korban bukanlah masalah.



Bergeloranya darah panas para pelaku di setiap denyut nadi pendukungnya tidak terlepas dari bantuan media yang selalu berhias dengan berita dan gambar para pelaku. Nyaris tiada jeda tampa menampilkan hal-hal yang bertalian dengan para teroris, dan masyarakatpun tiada hentinya menantikan berita mereka. Sungguh pencapaian kedigdayaan yang luar biasa.



Lalu bagaimana dengan Hindu, mengapa tidak terdengar orang yang melakukan aksi dan kedigdayaan yang begitu dasyat demi Hindu? Bali yang identik dengan Hindu pun tetap tenang dan ramah. Hingga untuk kedua kalinya sebuah perinstiwa menguncang Bali, Bali pun tetap tak beriak, ramah pada semua karena Bali memang untuk semua. Jika ada yang sedikit nakal berkomentar dengan adanya peristiwa yang menewaskan manusia di Bali, mungkin Bali bukan hanya tenang dan ramah, tetapi juga bodoh karena jatuh kelubang yang sama untuk kedua kali.



Kembali ke kata teroris, mungkin pemuda Hindu di Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi teroris bahkan lebih hebat dari yang sudah ada. Mengapa hal ini tidak terjadi di Indonesia, apakah para pemuda Hindu tidak punya keberanian melakukannya? Dibanyak pustaka Hindu tertuang bahwa menjadi teroris adalah keharusan, namun bukan dengan memandang manusia yang bukan Hindu sebagai manusia yang mestinya di Hindu-kan atau nyawanya hanya seharga bangkai cicak. Hindu memandang manusia sebagai mahluk yang mulia, meskipun ia bukanlah seorang Hindu. Jadi jangan pernah berharap jadi pahlawan Hindu jika dengan mengorbankan nyawa manusia, karena sesungguhkanya hal itu adalah penistaan terhadap Hindu.



Lalu teroris seperti ada yang diisyaratkan Hindu? Meskipun kata teroris tidak tetulis persis demikian di pustaka Hindu, namun Hindu memberi makna teroris sebagai kemampuan seseorang untuk memberi manfaat dan kebahagiaan pada orang lain yang membutuhkan dengan mengorbankan diri sendiri, bukan mengorbankan orang lain untuk kejayaan diri sendiri. Bisa jadi kata teroris di Hindu merupakkan istilah lain dari yadya. Namun Hindu memberikan batasan yang jelas terhadap yadya meskipun tidak jarang di kaburkan untuk tujuan tertentu.



Lahan para teroris Hindu pun masih sangat luas, dimana pemerataan sumber daya manusia, masalah kemiskinan dan kebodongan serta keterbelakangan merupakan lahan yang sangat mendesak untuk digarap para teroris Hindu. Banyak muda-mudi Hindu yang meninggalkan Hindu karena tidak bisa menjelaskan dengan baik apa itu Hindu, banyak generasi Hindu yang melihat Hindu dari sisi negatif saja dan bernafas lega saat tidak lagi Hindu, tidak sedikit orang tua yang justru ditelanjangi kebodohannya dalam mendidikan dan memberi tauladan Hindu oleh anak kesayangannya, tidak sedikit anak-anak Hindu yang mengubur dalam impiannya untuk membangun Hindu karena keterbatasan ekonomi, berapa banyak korban bom Bali yang hidup diantara hidup dan mati bahkan kehilangan harapan ada yang peduli.



Umat butuh teroris Hindu, bergabunglah!. Dan mari selamatkan jiwa Hindu dalam diri, mari selamatkan keluarga dari tumbal kejayaan kelompok kejam, mari selamatkan generasi Hindu dari para maniak agama yang selalu mencari celah untuk menguasai. Hindu adalah anugrah untuk hidup yang lebih baik, berfikirpun hindari untuk menjadikan Hindu sebagai alasan untuk menebarankan hawa kematian bagi manusia, siapapun dia dan apapun agamanya.



|
This entry was posted on 18.10 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

4 komentar:

On 27 November 2009 pukul 20.40 , Anonim mengatakan...

Ehm...maaf, teroris? mohon penjelasan arti kata teroris secara etimologi sebab saya jadi bingung membaca artikel ini.

 
On 16 Mei 2010 pukul 22.05 , san francisco mengatakan...

kata teroris di Hindu merupakkan istilah lain dari yadya

 
On 9 Agustus 2012 pukul 03.59 , http://kebangkitan-hindu.blogspot.com mengatakan...

suatu artikel yang menarik bro..teruslah berkarya. bangkitkan semangat HINDU militan untuk generasi kita akan datang.
salam kenal
kebangkitan-hindu.com,

 
On 2 Februari 2016 pukul 04.57 , Unknown mengatakan...

Bagaimana dgn pemberontak macan tamil.?

 
Prati Sentana Sira Arya Kubontubuh Kuthawaringin _ desa titab _ busungbiu _ buleleng