Om bhur bhuvah svah,tat savitur varenyam,bhargo devasya dhimahi,dhiyo yo nah pracodayat.

Tentang Kami

san francisco
lahir 16 oktober 1983 di desa titab, kecamatan busungbiu-buleleng.
aneh memang.. nama saya san francisco., ahhh apalah artinya sebuah nama!
Blog ini dikelola dengan swakelola dimana nantinya diharapkan adanya partisipasi dari rekan-rekan atau semeton yang berasal dari Desa Titab dimanapun berada atau dari semeton PSSA Kubon Tubuh Kuthawaringin dari mana pun berasal yang ingin sumbang saran atau memberikan komentar atas blog ini. Tujuan utama dari blog ini adalah melestarikan sejarah leluhur dan sejarah Desa Titab dengan mengumpulkan sebanyak mungkin pengetahuan mengenai budaya, sejarah dan adat Desa Titab serta menyiarkannya secara luas agar dapat diketahui bagi siapa saja yang berminat. Yang terutama adalah untuk lingkungan warga Desa Titab sendiri, sebuah persembahan secra tulus dari saya, dari kami sebagai salah satu Prati Sentana Sira Arya Kubon Tubuh Kuthawaringin.

mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....mohon komentarnya ya.... mohon komentarnya ya....
Hari Raya Saraswati
21.35 | Author: san francisco

Hari raya Saraswati merupakan hari raya dalam agama Hindu. Hari raya ini diperingati sebagai hari “Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati” (ilmu pengetahuan). Hari raya ini diperingati setiap 210 hari atau 6 bulan sekali (1 bulan=35 hari), yaitu pada Saniscara (Sabtu) Umanis(Legi), Wuku Watugunung yang merupakan Wuku terakhir.
Menurut legenda Saraswati adalah Dewi (istri) Dewa Brahma Brahma. Dewi Saraswati adalah Dewi Ilmu Pengetahuan yang merupakan pelindung/ pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Berkat anugerah Dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan. Dewi Saraswati digambarkan sebagai seorang wanita cantik bertangan empat, biasanya tangan-tangan tersebut memegang Genitri (tasbih) dan Kropak (lontar). Yang lain memegang Wina (alat musik / rebab) dan sekuntum bunga teratai. Di dekatnya biasanya terdapat burung merak dan undan (swan), yaitu burung besar serupa angsa (goose), tetapi dapat terbang tinggi.
Pada hari raya Saraswati, semua pustaka-pustaka, lontar-lontar, buku-buku dan alat-alat tulis menulis yang mengandung ajaran atau berguna untuk ajaran-ajaran agama, kesusilaan dan sebagainya, dibersihkan, dikumpulkan dan diatur pada suatu tempat, di pura, di pemerajan atau di dalam bilik untuk diupacarai. Upacara ini biasanya dilakukan pada pagi hari dan tidak boleh melewati tengah hari. Selain itu dilakukan juga persembahyangan pada hari raya Saraswati untuk memuja Dewi Saraswati sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Di Bali, persembahyangan Saraswati biasanya didominasi oleh para penuntut ilmu yaitu siswa, mahasiswa dan instansi pendidikan serta instansi pemerintahan. Khusus untuk daerah Denpasar, Pura yang biasanya paling ramai adalah dijadikan tempat bersembahyang adalah Pura Jagatnata yang terletak di pusat kota Denpasar. Di pagi hari para generasi muda terutama siswa akan berbondong-bondong menuju sekolah masing-masing untuk bersembahyang bersama kemudian dilanjutkan Pura Jagatnata. Dari pagi hari sampai malam harinya tetap saja masih ada yang datang ke Pura Jagatnata, bahkan di malam harinya biasanya sampai terjadi antrian dan berdesak-desakan untuk masuk ke Pura.
Perayaan Saraswati

juga dilakukan dengan “Mesambang Semadhi” yaitu semadhi ditempat yang suci di malam hari atau melakukan pembacaan lontar-lontar semalam suntuk dengan tujuan menemukan pencerahan Ida Hyang Saraswati. Banyak kelompok Dharma Gita atau Pesantian yang biasanya melakukan semadhi, membaca pustaka-pustaka, atau melakukan Dharma Gita atau “kekawin” di tempat-tempat suci, pura atau merajan.
Untuk generasi muda, banyak yang begadang di pantai, bersama teman-temannya. Mereka begadang sampai pagi. Namun muncul kesan negatif dari hal ini yaitu generasi muda terutama para siswa yang masih duduk di bangku sekolah menggunakan kesempatan ini untuk berpacaran.
Keesokan harinya, dilaksanakan Banyu Pinaruh, yakni asuci laksana dipagi buta berkeramas dengan air kumkuman. Setelah melakukan upacara dan semadhi di malam hari, masyarakat akan beramai-ramai menuju pantai dan melakukan Banyu Pinaruh serta mandi di pantai. Pantai yang paling ramai dikunjungi biasanya pantai Sanur.

|
This entry was posted on 21.35 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 komentar:

On 22 Desember 2008 pukul 01.27 , Anonim mengatakan...

Benar gak sie...??? Pada hari saraswati kita tidak boleh membaca...????

 
On 16 Mei 2010 pukul 22.36 , san francisco mengatakan...

kr2 logikanya; karena dulu buku/kitab terbatas, jadi pada saat hari raya saraswati buku/kitabnya diupacarai tentunya tidak ada buku/kitab yang bisa dibacakan???
heheheh...

 
Prati Sentana Sira Arya Kubontubuh Kuthawaringin _ desa titab _ busungbiu _ buleleng